Jumat, 07 Oktober 2011
Bahasa
Keunikan manusia sebenarnya bukanlah terletak pada kemampuan berpikirnya, melainkan terletak pada kemampuan berbahasanya.** Dalam hal ini maka Ernst Cassirer menyebut manusia sebagai animal symbolicum. Makhluk yang mempergunakan simbol, yang secara generic mempunyai cakupan yang luas dari pada homo sapiens, yaitu makhluk yang berpikir, sebab dalam kegiatan berpikirnya manusia mempergunakan simbol. Tanpa mempunyai kemampuan berbahasa ini maka kegiatan berpikir secara sistematis dan teratur tidak mungkin dapat dilakukan. Lebih lanjut lagi, tanpa kemampuan berbahasa ini maka manusia tak mungkin mengembangkan kebudayaannya. Sebab, tanpa mempunyai bahasa maka hilang pulalah kemampuan untuk meneruskan nilai-nilai budaya dari generasi yang satu kepada generasi selanjutnya.
Manusia dapat berpikir dengan baik karena dia mempunyai bahasa. Tanpa bahasa maka manusia tidak akan dapat berpikir secara rumit dan abstrak seperti apa yang kita lakukan dalam kegiatan ilmiah.
Bahasa memungkin manusia berpikir secara abstrak di mana obyek-obyek yang factual ditransformasikan manusia menjadi simbol-simbol bahasa yang bersifat abstrak. Dengan adanya transformasi ini maka manusia dapat berpikir mengenai sesuatu obyek tertentu meskipun obyek tersebut secara factual tidak berada di tempat di mana kegiatan berpikir itu dilakukan.
Adanya simbol bahasa yang bersifat abstrak ini memungkin manusia untuk memikirkan sesuatus ecara berlanjut. Demikian juga bahasa memberikan kemampuan untuk berpikir secara taratur dan sistematis. Transformasi obyek factual menjadi simbol abstrak diwujudkan lewat perbendaharaan kata-kata dan kata-kata ini dirangkaikan oleh tata bahasa untuk mengemukakan suatu Jalan pemikiran atau ekspresi peranan. Kedua aspek bahasa ini, yaitu aspek informatif dan emotif, tercermin dalam bahasa yang kita pergunakan. Artinya, kalau kita berbicara maka pada hakikatnya informasi yang kita sampaikan mengandung unsur-unsur emotif. Demikian juga kalau kita menyampaikan perasaan maka ekspresi itu mengandung unsur-unsur informatif.
Kalau kita telaah lebih lanjut maka bahasa mengkomunikasikan tiga hal, yakni buah pikiran, perasaan dan sikap. Atau seperti yang dinyatakan Kneller bahasa dalam kehidupan manusia mempunyai simbolik, emotif dan efektif. Fungsi simbolik bahasa menonjol dalam komunikasi ilmiah, sedangkan fungsi emotif menonjol dalam komunikasi estetik. Komunikasi dengan menggunakan bahasa akan mengandung unsur simbolik dan emotif ini. dalam komunikasi ilmiah sebenarnya proses komunikasi itu harus terbebas dari unsur emotif ini agar pesan yang disampaikan bisa diterima secara reproduktif. Artinya, identik dengan pesan yang dikirimkan. Namun, dalam prakteknya hal ini sukar untuk dilaksanakan. Inilah yang merupakan salah satu kelemahan bahasa sebagai sarana komunikasi ilmiah dimana menurut Kemeny bahasa mempunyai kecenderungan emosional.[]
*Diringkas dari “Filsafat Ilmu: Materi Dasar Pendidikan Program Akta Mengajar V, Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan, Universitas Terbuka, 1984”
**Oleh Suaibatul Aslamiyah, Mahasiswa Program Linguistik, SPs USU, 2011.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar